Hari Hayna
Panggil saja hayna, anak kecil umur 4 tahun yang sedang
asyik bermain dipematang sawah hijau nan luas. berjalan menapaki pematang yang membatasi sawah demi sawah . sesekali
hayna berlari kecil tidak punya rasa takut terperosot jatuh kesawah , semilir angin
sepoi yang menyejukkan hati semakin melengkapi keceriaan hayna.
ditempat yang sama, aku dan aufa begitu senang dan bahagia
memandangi hayna yang asyik bermain disawah milik kakeknya, ayahku. bermain
serangga kecil yang menempel ditanaman padi yang masih hijau.
sesekali berteriak memanggil kami yang sedang duduk
istirahat digubug kecil bawah pohon trembesi. “ ayah, ibu ..ayuk ikud kesinii..
“
Aufa yang juga baru pertama kali mengunjungi persawahan
,senyum mengembang melihat keceriaan hayna . maklum sebelumnya tinggal dikota
metropolitan ,jarang ada pemandangan sawah hijau nan luas.
Spontan aufa berjalan kearah hayna , sambil jalan
berhati-hati menyusuri pematangan sawah.
“ iya sayang tunggu ibu.. “
sungguh kebahagiaan mereka berdua, sangat berarti buatku. “
senyumku mulai mengembang ketika aku melihat mereka berdua sama-sama terjatuh
kesawah” .
“ kalian tidak apa-apa kan ?”
“ iya tidak apa-apa ayah, hayna strong.. sambil ngepalin
tangan keatas” sahut hayna
Dulu, saat aku mengenal aufa dikampus. tak pernah sadar dan tahu
menahu . hingga sampai didetik ini, semua berjalan seperti kehendak yang diatas. aku dan aufa terpaut 2 tahun beda
angkatan. ikud dalam satu organisasi atau satu kepanitianpun jarang, waktu dikampus
pun juga jarang bertemu.
hanya saja saat itu, aufa ikud organisasi yang dulu pernah
aku ikuti. aku sering Tanya-tanya perkembangan organisasi itu, karna seorang
yang purna amanah dari kepengurusan masih punya rasa kangen untuk terlibat lagi
dalam kegiatan diorganisasi .
tak tahu kenapa cerita itu berlanjut ketika aku ingin
mengadakan sesuatu kegiatan, saya minta tolong sama aufah.
“yah, mau cuci kaki dimana” sahut hayna mengagetkan lamunan masa lampau ku
“ oh iya nak, mari pulang cuci kaki dirumah kakek saja ya”
“tapi gendong yah” usil hayna
“ nanti kotor baju ayah sayang, jalan sendiri dulu ya”
sambungku sambil mengelus lembut telinga hayna
saat hayna berlari duluan didepan, sembari aku dan aufa
mengikutinya dari belakang.
“pelan-pelan sayang, nanti jatuh” aufa yang sedikit khawatir
kepada hayna
“ ayah, habis ini mau kemanakah ?” Tanya aufa sambil gandeng
tanganku
“emm.. kita coba main ketempat yang selama 30 tahun nenek
hayna , mengais rezeki “ jawabku dengan pelan dan sedikit senyuman
“ dimana itu ?”
“ kepasaarr…”
“okay, pasar apa namanya yah? “ jawab aufa jambil acungkan
jempol
rasa keingintahuan aufa dari 6 tahun silam semasa dikampus sampai
sekarang tak pernah pudar, pertanyaan-pertanyaan yang terlontar kepadaku kadang
buat aku geleng kepala.. emm apa ya..
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.